Tuesday, 28 October 2014



Perencanaan Dan Perancangan Kota Ekologis



Pada perancangan kota ekologi, ada tiga prinsip utama yang harus dipenuhi yaitu: (1) kesesuaian dengan iklim; (2) efisiensi sumberdaya, dan (3) efisiensi energi. Ketiga prinsip tersebut mendasari semua komponen perancangan kota ekologi, yang saling berintegrasi. Keterpaduan anta komponen dalam perancangan kota ekologi merupakan salah satu jalan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Adapun komponen perancangan kota ekologi terdiri dari: (1) tata guna tanah, (2) bangunan, (3) transportasi, (4) infrastruktur, (5) lansekap kota.
Pada tata guna tanah, beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam perancangan kota ekologi adalah: (1) tata guna tanah campuran, (2) pemakaian lahan dengan lebih kompak, (3) integrasi antara tata guna tanah dan intrastruktur, (4) pemakian lahan untuk kegiatan skala kecil dan, (5) lebih banyak disediakan ruang terbuka.
Pada komponen bangunan, rancangan bangunan harus dipikirkan secara menyeluruh. Dari sudut pandang ini kita dapat mengkaji bagaimana tapak, bentuk, material dan struktur bangunan dapat dipakai untuk mengurangi konsumsi energi, tetapi tetap nyaman dipakai. Menurut Vale dan Vale (1992) beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mencapai bangunan hijau adalah: (1) konservasi energi, (2) kesesuaian dengan iklim, (3) mengurangi pemakaian sumberdaya baru, (4) memperhatikan tapak, (5) memperhatikan pemakai, dan (6) dirancang secara menyeluruh.
Komponen kota ekologi berikutnya adalah transportasi. Blowers (1993) menekankan adanya empat prinsip mekanisme yang diperlukan untuk mencapai strategi transportasi berkelanjutan yaitu: (1) mekanisme aturan yang bertujuan membatasi tingkat polusi yang dihasilkan oleh kendaraan, (2) mekanisme financial, melalui pajak-pajak energi, meliputi pajak pemakaian bahan baker dan pengeluaran emisi ke udara, (3) mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan terhadap kendaraan yang efisien dalam pemakaian bahan baker, serta alternative teknologi transportasi, (4) adanya integrasi dalam perencanaan tata guna tanah dan transportasi, untuk meminimalkan jarak capai, mendorong dipakainya transportasi umum, serta meningkatkan kemudahan pencapaian terhadap fasilitas transportasi.

Suatu prinsip dan strategi pembangunan kota ekologis, meliputi beberapa hal berikut:

a. Mengembalikan lingkungan yang mengalami degradasi
Membangun kota dengan konsep taman, Menetapkan koridor hijau di kawasan pedesaan dan perkotaan, Meningkatkan kegiatan pedesaan untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan.

b. Membangun kembali ”bioregion”
Membangunan bangunan yang tanggap terhadap iklim, Menggunakan sumber material bangunan local.

c. Menyeimbangkan Pembangunan
Membangun bangunan yang low energy dengan material yang mendukung, Melindungi keanekaragaman ekologis, Menghargai tempat hidup manusia dalam lingkungan.

d. Mencegah Urban Sprawl
Membatasi perluasan pembangunan baru, Mengkonsolidasi kawasan kota yang ada dengan mengupayakan penggunaan terbaik pada sumber daya,  Mempertahankan kota agar tetap hidup, dan sebagai tempat yang enak ditinggali, Menciptakan jaringan transportasi yang efisien.
e. Mengoptimalkan daya guna energi
Penggunaan energi yang dapat diperbaharui seperti angin, matahari, Penerapan ventilasi dan insulasi pada bangunan untuk mengoptimalkan cahaya matahari, Mengurangi konsumsi energi melalui desain yang tanggap pada iklim, penggunaan low energy alternative, Menggunakan material produksi local.

f. Berperan terhadap ekonomi
Industri yang berkelanjutan, Mengembangkan teknologi yang berbasis lingkungan, Penggunaan teknologi informasi yang tepat.

g. Menyediakan kesehatan dan keamanan
Mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan, Pengumpulan, daur ulang dan penggunaan kembali limbah padat, Penyediaan dan sanitasi air, Lingkungan yang tidak beracun dan non-alergi.

h. Mendorong masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam pembangunan kota, Meningkatkan peran serta masyarakat dalam administrasi publik dan manajemen, Mewujudkan pembangunan melalui proses yang melibatkan seluruh masyarakat agar dapat menyumbang hasil yang diharapkan.

i. Mempertimbangkan keadilan sosial
Keadilan dalam mengakses terhadap layanan, fasilitas, dan informasi, Pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, Melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan
 Menyediakan perumahan yang terjangkau.

j. Menghormati sejarah
Mengembalikan monumen dan landmark local, Menghargai perbedaan budaya, Menghormati sejarah habitat pribumi.

k. Memberdayakan cultural landscape
Perbedaan kelompok budaya, pesta rakyat, Adanya festival seni dan budaya, Bentuk seni multikultural, Jaringan komunitas seni dan kerajinan.

l. Memperbaiki biosfer
Proyek kerjasama restorasi lahan untuk pengembangan baru, Memperbaiki, mengisi dan meningkatkan udara, air, lahan, energi, biomass, makanan, keanekaragaman, habitat , ecolinks,mendaur ulang limbah.




Pada perancangan kota ekologi, ada tiga prinsip utama yang harus dipenuhi yaitu:

(1) kesesuaian dengan iklim
(2) efisiensi sumber daya
(3) efisiensi energi
Ketiga prinsip tersebut mendasari semua komponen perancangan kota ekologi, yang saling berintegrasi. Keterpaduan antara komponen dalam perancangan kota ekologi merupakan salah satu jalan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Adapun komponen perancangan kota ekologi terdiri dari:

(1) tata guna tanah
(2) bangunan
(3) transportasi
(4) infrastruktur
(5) lansekap kota




IEFS (International Ecocity Framework and Standards) menetapkan 15 kategori kota yang nantinya kota tersebut akan dianalisa dan diukur berdasarkan komponen-komponen ini secara lebih lanjut.
Komponen-komponen tersebut adalah:
1.      Kemudahan akses transportasi
2.      Udara yang bersih
3.      Tanah yang sehat
4.      Air yang bersih dan aman
5.      Sumber daya yang dapat dipertanggungjawabkan (sumbernya, cara mengelolanya tanpa mempengaruhi manusia serta ekosistem)
6.      Energi yang bersih dan dapat diperbaharui
7.      Makanan yang sehat
8.      Keaneka ragaman hayati yang sehat
9.      Daya dukung bumi
10. Integritas ekologi
11. Budaya yang sehat
12. Kapasitas komunitas bangunan
13. Ekonomi yang sehat
14. Edukasi yang baik
15. Kualitas hidup yang baik

Suatu prinsip dan strategi pembangunan kota ekologis, meliputi beberapa hal berikut:
a. Mengembalikan lingkungan yang mengalami degradasi
·         Membangun kota dengan konsep taman
·         Menetapkan koridor hijau di kawasan pedesaan dan perkotaan
·         Meningkatkan kegiatan pedesaan untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan
b. Mengoptimalkan dayaguna energi
·         Penggunaan energi yang dapat diperbaharui seperti angin, matahari
·         Penerapan ventilasi dan insulasi pada bangunan untuk mengoptimalkan cahaya matahari
·         Mengurangi konsumsi energi melalui desain yang tanggap pada iklim, penggunaan low energy alternatif
·         Menggunakan material produksi lokal
c. Menyediakan kesehatan dan keamanan
·         Mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan
·         Pengumpulan, daur ulang dan penggunaan kembali limbah padat
·         Penyediaan dan sanitasi air
·         Lingkungan yang tidak beracun dan non-alergi
d. Mempertimbangkan keadilan sosial
·         Keadilan dalam mengakses terhadap layanan, fasilitas dan informasi
·         Pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja
·         Melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan
·         Menyediakan perumahan yang terjangkau
e. Menghormati sejarah
·         Mengembalikan monumen dan landmark lokal
·         Menghargai perbedaan budaya
·         Menghormati sejarah habitat pribumi


Contoh kota yang menerapkan kota ekologi

-         Kota Masdar, Abu Dhabi, Saudi Arabia




           
            Kota Masdar merupakan projek kota ekologi yang terletak di Saudi Arabia. Penyewa pertama dari kota ini ialah Institut Sains dan Teknologi Masdar yang telah beroperasi dimulai dari tahun 2010.






 Proyek ini dikepalai oleh Masdar, anak perusahaan dari Mubadala Development Company. Pembangunan yang dimulai dari tahun 2006, proyek ini memiliki estimasi anggaran sekitar  18-22 miliar dollar.




-         Tianjin, Cina



                       
            Sino-Singapore Tianjin Eco-city adalah proyek kedua antara pemerintahan-pemerintahan antara Singapore dan Cina.


SUMBER


http://archzal.blogspot.com/2011/01/kota-ekologi.html

No comments:

Post a Comment