Kritik Arsitektur
Kritik merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan (built environment). Kritik meliputi semua tanggapan termasuk tanggapan negatif dan pada hakekatnya kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Ciri pokok kritik adalah pembedaan dan bukan penilaian (misalnya : reaksi penduduk terhadap rancangan pemukiman dilakukan dengan metode penyampaian tanggapan).
Metode kritik arsitektur terdiri dari :
- Kritik Normatif; kritik ini berdasarkan pada pedoman baku normatif.
- Kritik Penafsiran atau Kritik Interpretif; kritik ini merupakan penafsiran dan bersifat pribadi.
- Kritik Deskriptif; bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada, menjelaskan proses terjadinya perancangan bangunan.
Kritik Penafsiran
Hakikat Metode Kritik Penafsiran
- Advocatory : Kritik ini tidak diposisikan sebagai bentuk penghakiman (judgement). bentuk kritiknya lebih lebih kepada sekadar anjuran yang mencoba bekerja dengan penjelasan lebih terperinci yang kadangkala juga banyak hal yang terlupakan - Evocative : Kritik evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi makna yang terungkap dan penglaman ruang yang dirasakan, tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam menilai bangunan, Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana dirasakan kritikus. - Impressionistic
Metode Kritik Penafsiran
Objek : Museum Serangga
Lokasi : Taman Mini Indonesia Indah
Museum Serangga di Taman Mini "Indonesia Indah" memiliki luas gedung 500 m2. Peresmian dan
pembukaannya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, yaitu Bapak Soeharto dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-18 Taman Mini Indonesia Indah, tanggal 20 April 1993. Saat baru memasuki area museum, pengunjung akan disambut oleh gerbang Museum Serangga dan Taman Kupu yang bertengger baliho kupu-kupu sayap burung. Di depan pintu museum duduk patung kumbang tanduk raksasa dan sepasang daun pintu kacapatri bermotif kupu-kupu.
Gambar 1. Gambar Patung Kumbang Tanduk Raksasa
Gambar 2. Gambar Pintu Masuk Taman Kupu - Kupu
Gambar 3. Gambar Pintu MasukBangunan yang Terbuat dari
Kaca Patri yangBermotif Kupu - Kupu
museum ini memiliki koleksi yang baik bagus dan terawat. Ruang pameran yang bersih, pencahayaan yang cukup baik, dan memiliki pendingin ruangan (meskipun pada saat saya berkunjung, hanya beberapa ruangan saja yang terasa sangat dingin). Permasalahannya adalah tiket untuk mengunjungi museum serangga dengan museumair tawar dijadikan satu sehingga cukup menjadikannya museum dengan tarif masuk yang agak sedikit mahal. Gambar 4. Gambar Kumpulan Berbagai Jenis Serangga dari Nusantara Gambar 5. Gambar Peta Kupu - Kupu Di Indonesia Koleksi museum terdiri sekitar 600 jenis serangga, didominasi oleh kupu-kupu (sekitar 250 jenis) dan kumbang (sekitar 200 jenis). Koleksi lain mencakup belalang ranting dan belalang daun, capung dancapung jarum, jangkrik dan gangsir, kecoak, ngengat, orong-orong/anjing tanah, kerabat tonggeret. Selain spesimen serangga awetan kering, museum menampilkan koleksi serangga hidup yaitu belalang ranting dan belalang daun. Seluruh koleksi dipamerkan dalam kotak kaca. Dengan pencahayaan dan penataan yang cukup baik.
Gambar 6. Gambar Beberapa Koleksi Museum Serangga
Gambar 7. Gambar Beberapa Pencahayaan yang Dimiliki Museum Serangga
ruang ataupun interior dan keseluruhan bentuk bangunan terlihat monoton.
Sumber:
http://timoteomridhwan.blogspot.co.id/2015/11/kritik-arsitektur_15.html
http://riza300394.blogspot.co.id/2015/11/kritik-arsitektur.html
http://nuwlanuwla.blogspot.co.id/2013/02/kritik-rekaman-dari-tanggapan-terhadap.html
|
No comments:
Post a Comment