Saturday, 29 March 2014

Pahlawan Nasional Mohammad Hatta





Dr.(H.C) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Muhammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Bandar udara internasional Jakarta, Bandar Udara Soekarno-Hatta, menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasa-jasanya. Selain diabadikan di Indonesia, nama Mohammad Hatta juga diabadikan di Belanda yaitu sebagai nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem dengan nama Mohammed Hattastraat. Pada tahun 1980, ia meninggal dan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Bung Hatta ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986/






 Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta

Bunga Teratai (Provinsi Sumatera Selatan)




Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila. Selain itu bunga padma atau teratai adalah bunga suci dalam agama Buddha yang melambangkan Kemaharajaan Sriwijaya sebagai bukti sejarah kegemilangan masa lalu Sumatera Selatan






Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Sumatera_Selatan

tokoh wayang Bagong






Beberapa versi menyebutkan bahwa, sesungguhnya Bagong bukan anak kandung Semar. Dikisahkan Semar merupakan penjelmaan seorang dewa bernama Batara Ismaya yang diturunkan ke dunia bersama kakaknya, yaitu Togog atau Batara Antaga untuk mengasuh keturunan adik mereka, yaitu Batara Guru.
Togog dan Semar sama-sama mengajukan permohonan kepada ayah mereka, yaitu Sanghyang Tunggal, supaya masing-masing diberi teman. Sanghyang Tunggal ganti mengajukan pertanyaan berbunyi, siapa kawan sejati manusia. Togog menjawab "hasrat", sedangkan Semar menjawab "bayangan". Dari jawaban tersebut, Sanghyang Tunggal pun mencipta hasrat Togog menjadi manusia kerdil bernama Bilung, sedangkan bayangan Semar dicipta menjadi manusia bertubuh bulat, bernama Bagong.
Versi lain menyebutkan, Semar adalah cucu Batara Ismaya. Semar mengabdi kepada seorang pertapa bernama Resi Manumanasa yang kelak menjadi leluhur para Pandawa. Ketika Manumanasa hendak mencapai moksha, Semar merasa kesepian dan meminta diberi teman. Manumanasa menjawab bahwa temannya yang paling setia adalah bayangannya sendiri. Seketika itu pula, bayangan Semar pun berubah menjadi manusia, dan diberi nama Bagong.




Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bagong

Kembalikan Indonesiaku ke Indonesia



KEMBALIKAN INDONESIAKU KE INDONESIA

Indonesia. Negara yang dulunya menjadi salah satu negara yang disegani oleh bangsa-bangsa lain karena kegagahan dan kehebatan baik para penduduk maupun para pemimpinnya. Indonesia juga sempat dijuluki sebagai “Macan Asia”. Tapi sekarang, Indonesia sudah seperti Macan yang kehilangan taringnya. Indonesia yang sekarang banyak bergantung pada negara-negara lain. Serta para pemimpin yang akhlaknya sudah rusak karena satu hal saja: uang. Ya, karena satu hal itu, Indonesia kini seperti negara yang tak terurus. Pemimpinnya tidak lagi memperdulikan kesejahteraan rakyatnya. Mereka hanya sibuk untuk memperkaya diri mereka sendiri. Akibatnya, sekarang banyak rakyatnya yang tidak percaya lagi pada para pemimpinnya. Indonesia yang sekarang seperti kembali lagi ke masa di mana Indonesia masih dijajah oleh Bangsa asing. Banyak rakyat yang kelaparan, kesusahan, sengsara karena ulah pemimpinnya. Rakyat Indonesia sekarang seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Rakyat Indonesia sangat membutuhkan perubahan. Mereka tidak ingin mendengar janji-janji kosong yang diucapkan oleh para calon pemimpin mereka. Mereka hanya perlu aksi, bukan janji. Mereka ingin merasakan angin sejuk yang bernama kesejahteraan. Hanya itu yang mereka inginkan. Maka dari itu, kami, rakyat Indonesia ingin Indonesia kembali seperti bagaimana Indonesia yang seharusnya. Kembalikan Indonesiaku ke Indonesia.